Jumat, 04 November 2016

PROPOSAL PENELITIAN ANALISA PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU

PROPOSAL PENELITIAN
ANALISA PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU

logo_gunadarma.jpg







Disusun Oleh  :
            Kelompok                   : 7 (Tujuh)
Nama   Anggota          : 1. Aldo Fajar Rinofa             /   30414759
                                      2. Angga Dwi Prakoso          /   31414193
                                      3. Herry Agus Prianto           /   34414957
                                      4. M. Abdul Dhohir              /   36414210
                                                  5. Ronald Nurton S.              /   36412672
Kelas                           : 3ID12


LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2016

Daftar isi

Proposal Penelitian……………………………………………
1)      Pendahuluan…………………………………………..
1.1.            Latar Belakang………………………………….
1.2.            Indentifikasi Masalah……………………………
1.3.            Perumusan Masalah……………………………..
1.4.            Tujuan penelitian……………………………….
1.5.            Batasan Masalah………………………………..
1.6.            Sistematik penulisan……………………………

2)      Tinjauan pustaka…………………………………….

3)      Metode Penelitian…………………………………….

3.1.      Objek Penelitian…………………………………………..
3.1.1.   Studi Pustaka……………………………………
3.2.      Metode Pengumpulan Data……………………..
3.2.1.   Alat Penelitian ………………………………….
3.2.2.   Pengumpulan Data………………………………
3.2.3.   Pembahasan dan Analisa Hasil………………….






BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Persediaan (inventory) adalah salah satu aset yang sangat mahal dalam suatu perusahaan. Pada satu sisi, manajemen perusahaan menghendaki biaya yang tertanam pada persediaan itu minimum, namun di lain pihak manajemen juga harus menjaga agar persediaan tidak habis dan mengganggu proses produksi yang berjalan.Manajemen harus mengatur agar perusahaan berada pada suatu kondisi yang dapat memenuhi kedua kepentingan tersebut. Yang dikategorikan sebagai persediaan adalah raw materialswork in process dan finished goods. Setiap perusahaan memiliki jenis, perencanaan dan sistem pengendalian peersediaan yang spesifik. Persoalan utama dalam pengelolaan persediaan ini terkandung dalam dua pertanyaan utama, yaitu: berapa banyak harus disediakan dan kapan penyediaan itu dilakukan.
Perkembangan dunia industri dewasa ini semakin maju,  hal itu terbukti dengan makin banyaknya industri-industri baru yang mengelolah berbagai macam produk. Dengan demikian kebutuhan akan faktor-faktor produksi pasti bertambah banyak.  Kegiatan perusahaan memiliki hubungan yang sangat erat dengan kegiatan produksi.  Perusahaan mengadakan kegiatan produksi untuk memenuhi permintaan pasar,  sedangkan untuk melakukan kegiatan produksi perusahaan tersebut membuhtuhkan bahan baku Persediaan (inventory) adalah salah satu aset yang sangat mahal dalam suatu perusahaan. Pada satu sisi, manajemen perusahaan menghendaki biaya yang tertanam pada persediaan itu minimum, namun di lain pihak manajemen juga harus menjaga agar persediaan tidak habis dan mengganggu proses produksi yang berjalan.
Manajemen harus mengatur agar perusahaan berada pada suatu kondisi yang dapat memenuhi kedua kepentingan tersebut. Yang dikategorikan sebagai persediaan adalah raw materials, work inprocess dan finished goods. Setiap perusahaan memiliki jenis,  perencanaan dan sistem pengendalian peersediaan yang spesifik. Persoalan utama dalam pengelolaan persediaan ini terkandung dalam dua pertanyaan utama, yaitu: berapa banyak harus disediakan dan kapan penyediaan itu dilakukan.

1.2  Indentifikasih Masalah
Dari uraian pada bagian Pendahuluan terlihat bahwa masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dalam penerapan Analisa perencanaan bahan Baku adalah:
  • Analisa perencanaan pengendalian bahan baku untuk menerapkan proses produksi yang masih sangat sedikit dan terlalu umum, sehingga mengakibatkan hasil yang didapat tidak spesifik.  Karena pada awalnya produk yang diinginkan tidak begitu jelas, sehingga setiap industri-industri dalam hal ini industri kecil yang terlibat tidak tahu persis hal apa yang diinginkan sebagai keluaran atau output dari suatu proses produksi

1.3  Perumusan Masalah
Dari uraian pada pendahuluan terlihat bahwa masalah yang akan dihadapi oleh industri-industri kecil dalam penerapan perencanaan dan strategi dalam proses produksi antara lain :
  • Bagaimana  perencanaan membangun sistem manajemen, pasar, kualitas dan strategi diindustri kecil  agar dapat menjawab permintaan pasar : Pemasaran, kualitas, dan strategi memang harus dibangun, mengapa demikian? Karena suatu industri tanpa sistem diatas industri itu tidak dapat bertahan lama. karena sistem  inililah yang menjadi dasar suatu industri untuk dapat bersaing dengan industri –industri besar dalam hal proses produksi yang meliputi input, proses, dan output. Apalagi permintaan pasar yang begitu banyak dan bervariasi sehingga industri-industri sedikit susah menjawab permintaan pasar
  • Bagaiamana sistem manajemen keuangan dan pemasaran dalam menganalisa perencanaan pengendalian bahan baku yang secara efektif : permasalahan yang cukup serius yang biasanya terjadi di industri-industri  tanpa terkecuali yaitu sistem yaitu sistem manajemen keuangan dan pemasaran yang bekerja kurang efektif sehingga perusahaan tersebut mengalami kerugian yang dimana biaya produksi yang dikeluarkan lebih besar dari hasil produksi serta pemanfaatan waktu, material, modal, mesin dan manusia kurang efektif.  Sehingga produk yang dikeluarkan itu tidak sesuai dengan permintaan pasar dan kualitasnya kurang bagus
  • Bagaimana strategi dan perencanaan proses produksi dapat diaplikasi di industri-industri kecil : bukan hanya teori dan analisa semata yang dibicarakan, tetapi diaplikasikan di perencanaan dan pengendalian untuk industri-industri kecil, sehingga industri kecil tersebut bisa mengatasi persaingan di era Globalisasi ini sehingga produk yang dihasilkan oleh industri kecil bisa masuk pemasaran internasional

1.4  Tujuan Penelitian 
Tujuan Penelitian Antara lain :
  • Membangun system manajemen dan pemasaran di industri kecil agar dapat menjawab permintaan pasar
  • Membangun system manajemen dan pemasaran agar produksi dapat berjalan secara efektif
  • Menerapkan strategi dan perencanaan serta mengaplikasikanya di industri kecil
  • Agar produksi tepat sasaran
  • Meningkatkan kualitas produk





1.5  Batasan Masalah
  • Sistem manajemen dan pemasaran diindustri kecil dibangun berdasarkan permintaan pasar
  • Penerapan strategi dan perencanaan produksi mencakup input, proses, dan output
  • Langkah induk produksi didasarkan pada hasil peramalan permintaan

1.6  Manfaat Penelitian
  • Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : Melalui penelitian ini menambahkan pengetahuan bagi penelitian dengan membandingkan pengetahuan yang diperoleh secara teoritis dengan kenyataan yang sebenarnya
  • Memberikan gambaran secara jelas kepada industri kecil guna menghadapi dunia Globalisasi

1.7  Sistematik Penulisan
Untuk mempermudah penulisan dalam menulis proposal tugas akhir ini, maka penulisan memerlukan sistematika dan terstuktur yang jelas guna dalam penyusunan laporan tidak terjadi kesalahan dan tumpang tindih antara topik dan pembahasannya.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Memuat teori-teori yang berhubungan dengan penilitian,  juga dapat diulas penelitian atau publikasi bidang sejenis sebelumnya. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kajian literatur untuk mengetahui tentang dasar teori serta kajian-kajian yang telah dilakukan oleh peniliti sebelumnya.
1.      Perencanaan dan strategi proses produksi adalah proses mendefenisikan suatu carauntuk mencapai suatu tujuan dalam kegiatan menghasilkan suatu barang atau jasa. Perencanaan dan strategi proses produksi itu sendiri meliputi:
  • Input : Masukan  yang  berupa material  atau bahan  baku yang  kemudian  diolah  menjadi  bahan  setengah  jadi  dan  bahan  jadi.  Di Input  sendiri  sangat  berpengaruh      terhadap  proses produksi,  karena  kalau  material yang  masuk kualitasnya  tidak bagus yang secara   otomatis pasti berpengaruh pada Output atau  keluaranya  yang  berupa barang.  Namun   tidak hanya kualitas yang dipermasalahkan tetapi juga waktu dan biaya yang digunakan untuk material itu sendiri.
  • Proses : Urutan  suatu  pelaksanaan  atau  kejadian  yang  terjadi  secara alami  atau didesain yang mencakup waktu, ruang, mesin, modal, manusia, Metode dan manajemen.
  • Output : keluaran dari suatu proses yang berbentuk barang atau jasa. Disini suatu perusahaan harus benar-benar melihat perkembangan pasar dan kebutuhan konsumen, tujuanya agar produk yang dihasilkan itu terjual dipasaran dan sesuai dengan permintaan  konsumen.

Perencanaan dan strategi proses produksi ini sangat penting bagi industri-industri kecil dalam menghadapi  zaman Globalisasi.  Karena kalau perencanaan  dan  strategi  proses  produksi  ini tidak  diterapkan  dari sekarang  yang  secara  otomatis pasti  indutstri-industri kecil akan lumpuh dalam menghadapi arus Globalisasi dan perdagangan  bebas  ini.  Apalagi produk yang dihasilkan oleh industri-industri kecil tersebut masih di bawah standar internasional.  Selain itu juga industri-industri kecil tersebut harus berani mengambil  suatu  tindakan  guna menghadapi zaman Globalisasi dan perdagangan sehingga produk yang dihasilkan bisa bersaing dengan industri-industri besar dan industri-industri luar. Selain itu tujuan Menerapkan perencanaan dan strategi ini meliputi :
  • Menentukan Tujuan dari perencanaan dan strategi di industri kecil itu sendiri
  • Memilih item  demand  yang  akan  diramalkan, plot data kedalam diagram pencar.
  • Memilih metode perencanaan dan perencanaan strategi yang sesuai dengan pola data untuk tujuan yang telah ditetapkan.













BAB III
METODE PENELITIAN


3.1. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di industri-industri kecil yang bergerak di bidang manufaktur Di sekitar Kebun jeruk, Jakarta Barat.  Penelitian dilakukan mulai dari material yang masuk sampai produk dihasilkan.

3.1.1. Studi Pustaka
Studi pustaka yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu studi pustaka induktif dan deduktif. Kajian induktif adalah kajian pustaka yang bermakna untuk menjaga keaslian penelitian dan bermanfaat bagi peneliti untuk menjadi kekinian topik penelitian. Kajian ini diperoleh dari jurnal, proseding, seminar, majalah dan lain sebagaianya. Pada kajian induktif dapat diketahui perkembangan penelitian, batas-batas dan kekurangan penelitian terlebih dahulu. Juga untuk mengetahui perkembangan metode-metode mutakhir yang pernah dilakukan peniliti lain. Kajian deduktif membangun konseptual yang mana fenomena-fenomena atau parameter-parameter yang relevan sistematika, diklasifikasikan dan dihubung-hubungkan sehingga bersifat umum. Kajian deduktif merupakan landasan teori yang dipakai sebagai acuan untuk memecahkan masalah penelitian.

3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang diteliti, ada berbagai metode yang digunakan yaitu :
  • Sumber data primer, melalui wawancara langsung (interview) yaitu mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, dalam hal ini adalah pihak perusahaan dari bagian manajemen, marketing  dan  teknisi.
  • Sumber data sekunder, yaitu mengamati jalanya proses produksi, melihat dari studi pustaka yang berhubungan dengan perencanaan dan strategi proses produksi.

3.2.1. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain :
  1. Lembar kerja untuk mencatat data-data bahan baku yang digunakan
  2. Peralatan menulis seperti : pena, pensil dan spidol
  3. Serta alat penunjang lainnya

3.2.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dibutuhkan dilakukan dengan cara menhitung biaya yang masuk dan keluar selam setahun di perusahaan tersebut serta melakukan pengaamatan langsung dengan mengamati jalanya proses produksi.
Data-data yang dikumpulkan antara lain :
  1. Data umum perusahaan.
  2. Data kapasitas produksi perusahaan
  3. Data jumlah permintaan  produk

3.2.3. Pembahasan dan Analisa Hasil
Pada tahap ini dilakukan pembahasan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode-metode yang telah diterangkan diatas, sehingga pada tahap analisa ini akan diperoleh penyelsaian yang ada.




DAFTAR PUSTAKA


  1. Perpustakaan Universitas Mercu Buana Jakarta Barat.
  2. http://www.Google.com
  3. http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/07/contoh-proposal-skripsi.html
  4. www.wikipedia.com
  5. K.WILLIAM, “Spreadsheet Mini G4Econs”(2008), Washington DC


Rabu, 02 November 2016

Formulasi Masalah Dalam Penelitian

Formulasi Masalah Dalam Penelitian


Pengertian rumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan masalahnya. Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah ini merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Suatu perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan atau dari masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya membantu memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir kita.

Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah, di antaranya:
A.      Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
B.       Menurut Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa.”
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi (Sugiyono).

Seperti telah dikemukakan bahwa rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini di kembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
Tujuan Utama Penelitian Ilmiah yaitu untuk mencari hubungan atau membedakan dua variabel atau lebih secara konsepsional. Oleh karena itu, rumusan masalah sebaiknya dikaitkan dengan tujuan tersebut. Peneliti sebaiknya menggunakan kata-kata hubungan atau perbedaan, contohnya yaitu korelasi. Karena korelasi merupakan terminologi statistika.
Menurut Garis Besarnya, rumusan masalah dapat dibagi atas rumusan masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif dan juga rumusan masalah asosiatif. Contoh-contoh rumusan masalah yang dimaksud sebagai berikut.
1. Deskriptif
Rumusan masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contohnya adalah:
– Berapa persen tingkat disiplin kerja di peternakan A ?
– Seberapa jauh efektivitas kerja di peternakan A ?

2. Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contohnya adalah:
– Bagaimana perbedaan disiplin kerja di peternakan A dengan di peternakan B ?
– Apakah terdapat perbedaan efektivitas kerja di peternakan A dengan peternakan B ?

3. Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Contohnya adalah:
– Apakah terdapat hubungan antara peternakan A dan peternakan B ?
– Bagaimana hubungan antara peternakan A dan peternakan B ?

Rumusan Masalah dapat Berupa Pernyataan ataupun Pertanyaan

Merumuskan masalah penelitian ini dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan (problem statement) dan juga dalam bentuk pertanyaan (research question).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:
Petunjuk Menulis Rumusan Masalah PTK
Sebagaimana yang ditulis oleh Sukajati (2008), bahwa pada intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997) dan Sukarnyana (1997).

Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak mempunyai makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya;
rumusan masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain;
Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut (operasional).
Selain itu, Wardhani, dkk (2007) mengingatkan bahwa Rumusan Masalah harus dirumuskan secara operasional sehingga perbaikan pembelajaran saat PTK dilaksanakan dapat terarah. Wiriatmadja (2008) menyarankan agar terhapus keraguan bahwa guru telah benar-benar memfokuskan permasalahan untuk diteliti, ada baiknya guru melakukan diskusi dengan guru teman sejawat, atau meminta bantuan dosen LPTK yang telah terbiasa menggunakan model penelitian tindakan ini.

Contoh Rumusan Masalah Penelitian
1. Jenis Penelitian: PTK
Judul : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

Rumusan masalah:
a. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Listrik Dinamis?
b. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar fisika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Listrik Dinamis?

Beberapa contoh kesalahan kesalahan umum yang sering terjadi di dalam merumuskan masalah.
1. Berusaha mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang dengan harapan sesuatu pasti akan dapat timbul dari analisis.
2. Menggunakan data yang sudah dikumpulkan atau yang telah ada, kemudian dilanjutkan dengan mencari masalah yang kira kira cocok dengan data yang ada.
3. Merumuskan tujuan secara mengambang atau terlalu umum sehingga kesimpulannya juga bersifat umum. Akibatnya, tujuan menjadi kurang terpusat.
4. Melaksanakan penelitian tanpa mengadakan kajian pustaka terhadap penelitian lainnya yang relevan.
5. Melakukan penelitian ad-hoc, unik untuk suatu situasi khusus sehingga tidak memungkinkan perluasan (generalisasi) dan tidak menghasilkan sumbungan berarti dalam memajukan ilmu.
6. Melakukan penelitian tanpa landasan teori yang mapan untuk memberi kesempatan membandingkan hasilnya dan mengevaluasi kesimpulannya.
7. Dalam merumuskan hipotesis tidak mengkaji secara tuntas adanya kemungkinan hipotesis tandingan yang dapat menjaga interpretasi atau kesimpulan penelitian.
8. Tidak menyadari kekurangan metodologi penelitian yang digunakan, sehingga yang terjadi dapat membatasi penafsiran kesimpulan penelitian.

Referensi:

Husaini Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta.

Hadi, Sutrisno. 1973. Metodologi Reseach 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Metode Pengumpulan Data Dalam Penelitian

Metode Pengumpulan Data Dalam Penelitian


A.      Pengertian Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.

B.       Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Ada dua sumber data dan metode pengumpulan data, dua hal tersebut yaitu :
1.   Data Primer
Data penelitian yang diperoleh sendiri melalui :
•Wawancara, Observasi, Tes,
•Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
•Pengukuran Fisik
•Percobaan Laboratorium
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
2.   Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi lembaga
•Biro Pusat Statistik (BPS)
•Rumah sakit
•Lembaga atau institusi
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.

C.      Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
1. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·         Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
·         Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
·         Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

2. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1.      Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2.      Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
·         Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
·         Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
·         Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.

2. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
·         Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
·         Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
·         Bisa membaca isyarat non verbal
·         Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah :
·         Membutuhkan waktu yang lama
·         Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
·         Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
·         Pewawancara perlu dilatih
·         Bisa menimbulkan bias pewawancara
·         Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
Wawancara via phone
Kelebihan
·         Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
·         Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
·         Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
·         Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
·         Wawancara harus diusahakan singkat
·         Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel

3.Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
1.      Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
2.      Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
3.      Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
4.      Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
5.      Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
6.      Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
7.      Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.
8.      Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study.

Referensi :
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualtatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2012, Hlm 145